Sabtu, 21 Mei 2016

GURU TAAT SYARIAT, GURU DAMBAAN UMAT

Training Rohis
Suatu bangsa yang ingin keluar dari keterpurukan dan menjadi bangsa besar, sangat membutuhkan guru dambaan umat, yaitu guru yang berkualitas tinggi, karena guru yang berkualitas juga sangat mempengaruhi kualitas generasi yang akan datang. Sementara generasi hasil didikannya akan memegang estafet kepemimpinan. Jika tidak ada guru yang berkualitas maka tidak akan terbentuk kualitas anak didik yang baik. Kompetensi guru yang berkualitas adalah sebagai berikut.

Pertama, Memahami Pentingnya Pendidikan Bagi Generasi. Allah melalui lisan RasulNya mewajibkan agar setiap muslim menuntut ilmu, dan pada hakikatnya orang yang menghentikan menuntut ilmu adalah orang yang telah mati secara pemikiran. Rasulullah Muhammad SAW sendiri senantiasa membaca Ayat-ayat Allah, mengajarkan Al Quran dan As Sunnah kepada para sahabat sepanjang hayat beliau. Hal ini juga diikuti oleh para sahabat sepanjang hayat beliau. Hal ini juga diikuti oleh para sahabat ridwanullah ‘alaihim mengajarkan kepada umat yang lain. Sehingga keberadaan guru ini adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan umat sepanjang masa dan dia mengemban misi yang amat mulia. Menjadi guru tentunya tidak sekadar sebagai pekerja, akan tetapi harus memiliki motivasi Islami untuk membina generasi agar lahir calon para pemimpin yang mengerti misi hidup dari Ilahi.

Kedua, Memahami Arah Tujuan Pendidikan Dalam Islam. Guru yang berkualitas harus memahami mau dibawa kemana generasi yang mereka didik tersebut. Dia harus memahami bahwa dia harus membentuk anak didiknya sesuai dengan arahan sang pencipta anak tersebut, yaitu beribadah kepada Allah (‘Aabudush Shaalihin) (QS Adz Dzaariyat [51] Ayat 56) dan pemimpin bumi (Kholifah fil Ardl) [QS Al Baqarah [2]: 30] agar tercipta kesejahteraan dan kemaslahatan bagi seluruh umat manusia di dunia. Anak didik bukan diarahkan oleh semaunya guru, sekehendak sekolah atau yayasan bahkan negara kapitalis, yang akhirnya menjadi penghamba pada materi, yang hanya memikirkan kesenangan materi / jasadi seperti yang terjadi sekarang di negeri yang menerapkan sistem kapitalisme. Sehingga output yang mereka hasilkan juga harus sesuai dengan kehendak Allah yaitu antara lain menjadi Anak Saleh [QS Al A’raf [7] Ayat 189]. Anak didik diarahkan agar menjadi penyenang dan penenang bagi kedua orangtuanya selamanya (Qurrata A’yun) serta menjadi pemimpin orang-orang bertakwa [QS Al Furqan [25] ayat 74].

Ketiga, Memiliki Kepribadian Islam. Sosok seorang guru yang mempunyai Andil besar dalam proses pendidikan haruslah mempunyai pribadi yang penuh pesona, agar guru menjadi model bagi anak didiknya. Kepribadian Islam adalah  sosok yang memiliki ‘Aqliyah Islamiyyah (pola pikir Islam) dan ‘Nafsiyah Islamiyyah (pola sikap Islam). Untuk membentuk pola pikir Islam yang kuat maka guru harus rajin mempelajari ilmu-ilmu keislaman agar banyak memiliki pemahaman Islam, ditambah lagi bahwa ini merupakan suatu kewajiban setiap muslim. Pemahaman Islamnya dijadikan acuan dalam berpikirnya. Dia tidak membiarkan dirinya berada dalam ketidaktahuan terhadap hukum Islam. Sedangkan seorang guru yang memiliki Nafsiyah Islamiyyah adalah guru yang mempunyai ketakutan pada Allah yang sangat tinggi, sehingga sangat berhati-hati di dalam bertindak agar diselamatkan dari kemurkaanNya. Di satu sisi dia sangat rindu pada keridhaan dan SurgaNya, karena dia tahu pasti bahwa tidak akan mampu menanggung sakitnya siksa neraka. Sehingga dia memiliki ketaatan total terhadap aturan Allah SWT. Dengan karakteristik yang demikian, seorang guru mampu menjadi magnet bagi anak didiknya. Sosok yang dibanggakan oleh para siswa dan pada akhirnya mereka akan mencontoh para guru. Sehingga akan lebih mudah membentuk anak berkepribadian Islam karena murid melihat sosok guru yang mempraktikkan Islam di tengah-tengah kehidupan, anak didik melihat langsung contoh, tidak sekadar teori yang diberikan.

Keempat, Senantiasa Profesional di Bidangnya. Dalam mencapai tujuan dan arah pendidikan dalam Islam maka dibutuhkan guru yang memiliki kecakapan dan keahlian di bidang pekerjaannya (mendidik anak) yang didapat dari proses pengkajian, pelatihan dan pengalaman yang tiada pernah henti. Oleh karena itu, guru haruslah bersungguh-sungguh, bergairah, mempunyai semangat yang tinggi menyiapkan, menguasai konten bidang yang akan disampaikan, memperdalamnya melalui diskusi dengan yang lain, menguasai metode yang tepat untuk menyampaikan kepada anak didik agar apa yang disampaikan itu bisa menjadi pemahaman yang kemudian mendorong mereka untuk mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari yang mereka jalani. Sehingga akan berpengaruh pada sikapnya, bukan sekadar pada pengetahuan dan keterampilan saja.

Kelima, Membentuk Kepribadian Islam pada Anak Didik. Menjadi guru adalah kemuliaan. Dia setiap hari bergelut dengan generasi, dan sekolah menjadi arena memberi ilmu bermanfaat, yang pahalanya akan mengalir hingga akhirat, dia mengemban amanah juga membentuk Syakhshiyyah Islamiyyah pada anak didiknya sesuai kehendak  Allah SWT. Ketika satu orang murid tercerahkan dengan Islam karena aktivitasnya, maka guru yang bersangkutan akan mendapatkan kebaikan lebih baik dari dunia dan seisinya. Jika yang mengikuti seruan kebaikannya itu semua murid di kelas yang mereka ajar, Subhanallah luar biasa pahala yang akan dipanennya kelak. Posisi guru sangatlah strategis karena secara intensif bertemu dengan generasi muda calon-calon pemimpin bangsa, bahkan dunia. Guru mempunyai andil yang besar agar dunia ini memiliki pemimpin sekelas Umar Bin Khatthab, Umar bin abdul Aziz yang menyejahterakan seluruh umat manusia dengan mengelola Negara, kekayaan alam, sumber daya manusianya dengan aturan Islam sehingga tidak berlebihan ketika dikatakan guru cukup mementukan apakah muridnya masuk ke surga atau neraka. [Amin Yusuf]

Artikel yang berkaitan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar